Industri perbankan saat ini telah menjadi bagian penting di sendi kehidupan masyarakat. Industri perbankan suatu negara dapat membantu pertumbuhan ekonomi suatu negara melalui sektor pembiayaannya.
Tak hanya itu, perbankan juga menjadi pemicu peningkatan kesejahteraan warga negara melalui penyaluran kreditnya. Perbankan dan masyarakat menerapkan simbiosis mutualisme dalam kehidupan sehari-hari di mana kemajuan suatu bank juga tergantung nilai kapitalisasinya dari masyarakat.
Kata bank berasal dari bahasa Italia banca yang memiliki arti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Industri perbankan saat ini telah mengalami perubahan besar. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.
Data Bloomberg Markets and Bloomberg Rankings mengeluarkan 20 daftar peringkat bank terkuat di dunia. Bloomberg mengidentifikasikan bank terkuat di dunia dengan melakukan evaluasi terhadap 78 bank dengan total aset mencapai lebih dari USD 100 miliar atau setara dengan Rp 973,6 triliun pada pertengahan Maret 2013 ini.
Rasio modal Tier 1 bank untuk aktiva tertimbang menurut risiko mampu menyumbang 40 persen dari nilai masing-masing bank secara keseluruhan. Sayangnya, dari daftar ini tidak ada satu pun perbankan nasional masuk di dalamnya.
1. Qatar National Bank (QNB)
Berdiri sejak 1964, bank asal Qatar ini merupakan bank komersial
pertama yang dimiliki oleh Qatar, dengan struktur kepemilikan sebesar 50
persen milik Qatar Investment Authority dan swasta sebesar 50 persen.
QNB Group terus tumbuh menjadi bank terbesar dengan asset mencapai USD 91 miliar atau setara dengan Rp 885 triliun. Bank terkemuka asal Timur Tengah ini menguasai hampir 45 persen pangsa pasar sektor keuangan di Qatar.
Selain itu, QNB Grup juga agresif melebarkan sayapnya ke berbagai negara dengan mengakuisisi sejumlah saham industri keuangan di negara-negara tersebut.
QNB Grup telah mengakuisisi 35 persen saham The Housing Bank for Trade and Finance yang berlokasi di Jordan, 24 persen saham di Commercial Bank International (CBI) yang berbasis di Uni Emirat Arab, 50 persen saham Tunisian-Qatari Bank, 51 persen Mansour Bank yang berbasis di Irak, 49 persen saham Libyan Bank of Commerce and Development, 20 persen saham Al Jazeera Finance Company di Doha. QNB Group juga mempertahankan 51 persen saham di QNB-Suriah.
QNB Group terus tumbuh menjadi bank terbesar dengan asset mencapai USD 91 miliar atau setara dengan Rp 885 triliun. Bank terkemuka asal Timur Tengah ini menguasai hampir 45 persen pangsa pasar sektor keuangan di Qatar.
Selain itu, QNB Grup juga agresif melebarkan sayapnya ke berbagai negara dengan mengakuisisi sejumlah saham industri keuangan di negara-negara tersebut.
QNB Grup telah mengakuisisi 35 persen saham The Housing Bank for Trade and Finance yang berlokasi di Jordan, 24 persen saham di Commercial Bank International (CBI) yang berbasis di Uni Emirat Arab, 50 persen saham Tunisian-Qatari Bank, 51 persen Mansour Bank yang berbasis di Irak, 49 persen saham Libyan Bank of Commerce and Development, 20 persen saham Al Jazeera Finance Company di Doha. QNB Group juga mempertahankan 51 persen saham di QNB-Suriah.
2. Oversea-Chinese Banking (OCBC)
Bank asal Singapura ini merupakan hasil merger tiga bank pada tahun
1932, ketiga bank tersebut adalah Chinese Commercial Bank yang berdiri
pada tahun 1912, Ho Hong Bank yang berdiri pada tahun 1917, dan
Oversea-Chinese Bank yang berdiri pada tahun 1919. Penggabungan ini
disebabkan terjadinya Depresi Besar dan karena itu terbentuklah OCBC
pada 1932 dengan kantor pusat di Singapura.
Aset OCBC yang terus menggurita ini telah mencapai SGD 224 miliar atau setara dengan Rp 1.767 triliun, dengan jaringan yang meluas hingga 530 cabang dan kantor perwakilan di 15 negara dan teritori, termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia dan cabang kecil di China, Hong Kong SAR, Jepang, Australia, Inggris dan Amerika Serikat.
Cabang-cabang ini termasuk 411 cabang dan kantor di Indonesia yang dioperasikan oleh anak perusahaannya, Bank OCBC NISP.
Aset OCBC yang terus menggurita ini telah mencapai SGD 224 miliar atau setara dengan Rp 1.767 triliun, dengan jaringan yang meluas hingga 530 cabang dan kantor perwakilan di 15 negara dan teritori, termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia dan cabang kecil di China, Hong Kong SAR, Jepang, Australia, Inggris dan Amerika Serikat.
Cabang-cabang ini termasuk 411 cabang dan kantor di Indonesia yang dioperasikan oleh anak perusahaannya, Bank OCBC NISP.
3. Canadian Imperial Bank of Commerce (CIBC)
CIBC, bank yang berkantor pusat di Commerce Court di Toronto,
Ontario, ini terbentuk melalui merger antara Canadian Bank of Commerce
dan Imperial Bank of Canada pada tahun 1961. Pada saat itu, kedua bank
tersebut merupakan bank terbesar di Kanada.
Canadian Bank of Commerce sendiri telah membuka bisnis disektor keuangan sejak 15 Mei 1867 di Toronto. Sedangkan Imperial Bank of Canada memulai bisnisnya pada 18 Maret 1875.
Merger tersebut berhasil memperbesar aset perseroan hingga mencapai CAD 352 miliar atau setara dengan Rp 3.399 triliun. Dua unit bisnis strategis bank ini yaitu CIBC World Markets dan CIBC Retail Markets memiliki operasi internasional di Amerika Serikat, Karibia, Asia dan Britania Raya.
Secara global, CIBC melayani lebih dari 11 juta klien, serta memiliki 40.000 karyawan.
Canadian Bank of Commerce sendiri telah membuka bisnis disektor keuangan sejak 15 Mei 1867 di Toronto. Sedangkan Imperial Bank of Canada memulai bisnisnya pada 18 Maret 1875.
Merger tersebut berhasil memperbesar aset perseroan hingga mencapai CAD 352 miliar atau setara dengan Rp 3.399 triliun. Dua unit bisnis strategis bank ini yaitu CIBC World Markets dan CIBC Retail Markets memiliki operasi internasional di Amerika Serikat, Karibia, Asia dan Britania Raya.
Secara global, CIBC melayani lebih dari 11 juta klien, serta memiliki 40.000 karyawan.
4. Royal Bank of Canada (RBC)
RBC merupakan bank sekaligus perusahaan terbesar di Kanada yang
beroperasi sejak tahun 1864. Dengan total aset mencapai CAD 825,1 miliar
atau setara dengan Rp 7.954 triliun, bank ini melayani lebih dari
sepuluh juta nasabah melalui lebih dari 1.209 cabang.
Selain itu RBC juga memiliki 127 cabang di tujuh belas negara di Karibia, yang melayani lebih dari 1,6 juta nasabah. Bank asal utara benua Amerika ini juga telah menjangkau hingga 51 negara melalui pembukaan cabang-cabangnya.
RBC melayani sekitar 15 juta nasabah di Kanada dan memiliki lebih dari 70.000 pegawai penuh waktu atau paruh waktu di seluruh dunia.
RBC adalah merek dagang utama yang digunakan untuk semua unit usaha dan anak perusahaan. Di Kanada, bank ini memakai nama RBC Royal Bank, kombinasi merek dagang RBC dan merek dagang Royal Bank yang telah lama dikenal di Kanada.
http://www.merdeka.com/uang/5-bank-terbesar-penguasa-industri-keuangan-dunia/dbs-group-holdings.html
Selain itu RBC juga memiliki 127 cabang di tujuh belas negara di Karibia, yang melayani lebih dari 1,6 juta nasabah. Bank asal utara benua Amerika ini juga telah menjangkau hingga 51 negara melalui pembukaan cabang-cabangnya.
RBC melayani sekitar 15 juta nasabah di Kanada dan memiliki lebih dari 70.000 pegawai penuh waktu atau paruh waktu di seluruh dunia.
RBC adalah merek dagang utama yang digunakan untuk semua unit usaha dan anak perusahaan. Di Kanada, bank ini memakai nama RBC Royal Bank, kombinasi merek dagang RBC dan merek dagang Royal Bank yang telah lama dikenal di Kanada.
5. DBS Group Holdings
Development Bank of Singapore Ltd Berubah nama menjadi DBS Group
Holdings pada Juli 2003, merupakan bank terbesar se-Asia Tenggara dengan
total aset mencapai setara SGD 360,60 miliar atau setara dengan Rp
2.847 triliun.
Raksasa perbankan asal Singapura ini sedang menunggu izin akuisisi Bank Danamon dari Bank Indonesia. DBS Group mengajukan pengambilalihan seluruh saham Fullerton Financial Holdings Pte Ltd pada Bank Danamon sebanyak 67,37 persen.
Nilai transaksi antara DBS dan Fullerton tersebut mencapai Rp 45,2 triliun atau 6,2 miliar dollar Singapura atau setara USD 7,2 miliar dengan kesepakatan harga Rp 7.000 per saham.
Raksasa perbankan asal Singapura ini sedang menunggu izin akuisisi Bank Danamon dari Bank Indonesia. DBS Group mengajukan pengambilalihan seluruh saham Fullerton Financial Holdings Pte Ltd pada Bank Danamon sebanyak 67,37 persen.
Nilai transaksi antara DBS dan Fullerton tersebut mencapai Rp 45,2 triliun atau 6,2 miliar dollar Singapura atau setara USD 7,2 miliar dengan kesepakatan harga Rp 7.000 per saham.
http://www.merdeka.com/uang/5-bank-terbesar-penguasa-industri-keuangan-dunia/dbs-group-holdings.html
0 komentar:
Posting Komentar